Pada keadaan sebenarnya di lapangan, fluida reservoir
yang diproduksi melalui sumur dapat terdiri dari campuran cairan dan gas. Pada
persamaan kehilangan tekanan aliran dalam pipa, salah satu parameter yang
digunakan adalah densitas. Untuk kondisi dua fasa (gas dan airan) maka densitas
yang digunakan adalah campuran antara densitas gas dan densitas cairan. Demikian
juga halnya untuk viskositas dan sifat-sifat fisik fluida lainnya. Perbedaan
densitas yang besar antara gas dan cairan menyebabkan gas dapat bergerak labih
cepat dibandingkan cairan. Hal ini menyebabkan perbandingan gas dan cairan pada
suatu kondisi tertentu menjadi sulit untuk ditentukan.
Pola Aliran Fluida Dua Fasa dalam Pipa
Gas dan cairan yang mengalir secara serentak dalam
pipa, akan membentuk distribusi fasa gas dan fasa cair, yang berbagai ragam
bentuknya, sesuai dengan jumlah fasa gas dan cair yang mengalir. Distribusi
fasa gas dan cair tersebut dalam perbandingan tertentu membentuk pola aliran
tertentu pula. Bentuk pola aliran tersebut tergantung pada:
1.
Perbedaan
sifat fisik gas dan cairan
2.
Sifat
antar muka gas dan cairtan
3.
Sifat
membasahi gas dan cairan terhadap dinding dalam pipa
Ketga hal
tersebut membentuk distribusi yang rumit antara gas dan cairan yang brgerak
sepanjang pipa. Secara umum distriubusi gas dan cairan dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian fasa yang kontinu dan bagian fasa yang tidak kontinu
(diskontinu) Secara umum, dapat terjadi dua kecenderungan dalam pembentukan
pola aliran, yaitu:
1. Pada
fasa yang diskontinu, fasa cenderung membentuk butiran. Sebagai contoh jika
jumlah yang mengalir kecil, maka gs kan membentuk gelembung-gelelmbung gas
(butir-butir gas). Secara sama, jika gas mengalir dalam jumlah yang lebih besar
dibandingkan dengan cairan, maka iran akan merupakan fasa diskontinu, dan akan
membentuk butir-butir cairan.
2. Dinding
pipa cenderung lebih mudah dibasahi cairan. Hal ini menyebabkan fasa gas akan
etrkumpul di bagian tengah pipa, baik dalam bentuk butir-butir gas maupun dalam
bentuk kolom gas di tengah-tenah pipa.
Berdasarkan
klasifikasi bentuk aliran atau pola aliran akan membedakan phenomena aliran
fluida dua fasa dalam pipa, yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan
model secara matematis. Penentuan klasifikasinya sangat rumit, sehingga sampai
saat ini belum ada satu kesepakatan tantang pola aliran.
Untuk mengatasi
hal tersebut dibuat alat ukur pola aliran, yaitu:
1. Needle contact device. Ujung jarum yang dipasang di bagian
tengah pipa, akan bertumbukan dengan fasa gas dan cair dan hasilnya dicatat
oleh oscilloscope. Hasil catatan tersebut dikorelasikan dengan bentuk pola
aliran yang terjadi.
2. Continuous X-ray Absorption, yang mengukur secra kontinu
gelembung-elembung gas. Fluktuasi hasil pencatatan pengukuran merupakan fungsi
dari probabilitas densitas yang mencerminkan konsentrasi gelembung-gelembung
gas. Fungsi probabilitas densitas ini menunjukkan sifat-sifat tertentu untuk
pola aliran gelembung (bubble flow), slug flow ataupun mist flow.
No comments:
Post a Comment