EDUCATION 4 MINING STUDENT

Saturday, May 5, 2012

TEKTONIK INDONESIA BAGIAN TIMUR


TEKTONIK PULAU IRIAN JAYA

New Guinea merupakan produk dari dua tumbukan benua-busur kepulauan. Yang pertama terjadi selama Oligosen (berdasarkan umur metamorfosa batuan di Papua New Guinea dan dataran busur kepulauan). Yang kedua terjadi selama Miosen (berdasarkan perubahan sedimentasi karbonat menjadi sedimen klastik yang berasal dari pengangkatan Orogenik/Melanesian Orogeny.
            Kerangka pulau New Guinea secara geografi coraknya mirip burung yang terbagi menjadi bagian kepala, badan dan ekor burung. Pulau New Guinea terbentuk karena adanya konversi menyerong (miring) antara lempeng Indo Australia dan lempeng Pasifik. Wilayah ini dikenal dengan sebutan “Orogen Malanesia” dan merupakan serangkaian kegiatan tektonik yang berlangsung sejak awal neogen hingga sekarang. Orogensi ini mengakibatkan pola struktur yang sangat rumit dan khas, karena melibatkan berbagai unsur lempeng, yang secara keseluruhan unsur ini diakibatkan oleh daya pemampatan berarah Barat daya hingga Timur laut.
Kenampakan struktur yang ada di pulau itu saat ini merupakan hasil dari busur miosen akhir tumbukan benua. Di bagian badan burung, rangkaian pegunungan tengah didominasi oleh struktur dengan arah penujaman Barat ke Barat laut. Struktur ini dikenal dengan nama “New Guinea Mobile Belt” yang diakhiri dengan sesar geser yang menujam ke arah Timur-Barat, zona patahan Tarera-Aiduna pada leher burung. Di daerah leher burung strukturnya didominasi oleh lipatan dengan arah penujaman Utara-Barat laut yang disebut sabuk lipatan Lengguru. Sabuk ini berakhir di daerah kepala burung. Di daerah ini strukturnya didominasi oleh sistem patahan dengan arah penujaman Timur-Barat.
            Geologi Irian Jaya secara garis besar dibedakan ke dalam tiga kelompok batuan penyusun utama yaitu :
1.      Batuan yang berasal dari Kraton Australia terutama tersusun oleh batuan alas, batuan malihan berderajat rendah dan tinggi sebagian telah diintrusi oleh batuan granit di sebelah barat, batuan ini berumur Palaezoikum akhir.
2.      Batuan Lempeng pasifik dan umumnya lebih muda dan tersusun terutama oleh batuan ultrabase tuff berbutir halus dan batuan sedimen laut dalam yang diduga berumur jura.
3.      Batuan campuran dari kedua lempeng (daerah transisi) yang terdiri dari batuan metamorf regional hasil interaksi kedua lempeng.
Pada awal neogen merupakan masa orogenesia malenesia. Pada masa itu proses tektonik di daerah ini mulai terpacu sehingga menghasilkan kedudukan tumbukan ke arah Barat daya yang lebih intensif. Pertumbukan di kedua Mandala tersebut mengakibatkan Mandala Jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT) membengkok dan terhenti di daerah leher burung (Jalur Lipatan Lengguru) dan bersamaan itu terbentuklah kepala burung. Bagian yang sangat menonjol dari tatanan tektonik ini adalah Jalur sesar mendatar Sorong-Yapen, terutama segmen lateral yang melibatkan ratusan kilometer batuan yang terseret. Daerah badan burung berada pada bagian Timur Irian Jaya yang dicirikan oleh bentuk fisiografinya antara pegunungan yang membentuk Pegunungan Tengah (Central Range), ke Utara membentuk daerah danau.
Daerah badan burung merupakan jalur memanjang dari Timur ke Barat yang telah mengalami perlipatan, jalur ini dinamakan Jaluir Sesar Naik Pegunungan Tengah. Di bagian badan burung, terdapat enam daerah Lithotectonic yaitu New Guinea Foreland Basin (Arafuru Basin), Central Range Fold and Thrust Belt, Metamorphic and Ophiolite Belt serta Collided Melanesian Arc Complex (Meervlakte Depression and Membrano Thrust Belt).
            Ada tiga model mengenai evolusi tektonik New Guinea. Model pertama memperlihatkan adanya pembalikkan subduksi ke arah yang berlawanan yang meyebabkan pergerakkan Crust dan Mantel benua Australia menjadi zona subduksi miring ke Utara yang diikuti dengan subduksi miring ke Selatan lempeng Pasifik pada palung New Guinea. Model kedua menjelaskan New Guinea Timur yang menggambarkan pulau yang dasarnya merupakan “Doubly Dipping Slab of Oceanic Lithosfer”. Model ketiga merupakan subduksi lempeng Australia yang merupakan “Simply Dipping Vertical” tanpa pembalikkan arah subduksi.
            New Guinea merupakan tempat terjadinya dua peristiwa orogenik. Peristiwa awal (Eocene-Oligosen) yang disebut sebagai “Peninsulan Orogeny” merupakan batas daerah ekor burung. Sedangkan orogenik yang kedua disebut sebagai “Central Range Orogeny” dimulai pada miosen tengah yang meyebabkan penyebaran sedimentasi klastik secara luas.
            Dewasa ini batas lempengan di sekitar New Guinea sudah menjadi rumit. Lempeng Pasifik sudah terpecah menjadi lempeng Carolina dan lempeng Micro Solomon. Penganut teori tektonik percaya bahwa zona subduksi di sini mengalami proses pembalikan, yaitu lempeng Pasifik yang menyelinap ke bawah lempeng Australia. Karena New Guinea dapat bertahan dengan kokoh, maka penyelinapan terjadi di bawahnya. Bila benar demikian, maka New Guinea telah bergerak sepanjang Pasifik dan menghancurkan pulau-pulau sepanjang jalur yang dilaluinya.

KERANGKA TEKTONIK TIMOR TIMUR
            Orogen neogen Banda merupakan collision antara kontinen di batas Utara benua Australia, di mana batas Utara benua Australia pergerakannya NNE dengan kecepatannya 7 cm/a yang bertabrakan dengan sistem subduction sepanjang sisi sebelah Selatan busur Banda. Bidang deformasi, ditandai batas Selatan pada collision complex yang terletak sepanjang 2 km dari Timor dalam. Hasil pemantulan gelombang seismic menunjukkan batas passive Australia yang terjadi dari sedimen menujam ke arah bawah Utara. Pada bidang yang mengalami deformasi bagian atasnya mengalami pengangkatan dan akan membentuk folds ridges yang kompleks. Struktur zona collisioan tersingkap pada pulau Timor, di mana pulau ini terdiri dari sedimen yang berumur Permian sampai pleistosen, pada Australia affinity yang terlipat, tersesar dan imbricate. Sedimen Australia mengalami penujaman ke bawah lempeng opholite yang mempunyai lapisan metamorf. Pada saat ini sisa dari collision mengalami pengangkatan lebih dari 3000 m di atas permukaan laut Timor.
            Kebanyakan proses pengangkatan terjadi pada neogen seperti miosen, pliosen dan pleistosen sedimen forc arc yang kompleks, akan menunjukkan sejarah deposisi pengendapan yang dangkal dari sedimen batial. Perubahan fasies ini menunjukkan dua periode pengangkatan yaitu 2 Ma dan 100.000 juta tahun lalu dan dinyatakan adanya perbedaan tahapan dalam prosen collision yang dialaminya. Collision antara batas Australia dan sistem subduksi busur Banda terlihat pada daerah Timor Timur dan collision kebanyakan berkembang pada tahap di segmen pada busur. Di sini forc arc antara Vulkanik arc dengan permukaan deformasi mengalalmi pengurangan lebar hingga menjadi kurang dari 100 km, dilanjutkan pergerakkan arah Utara dari benua Australia ditahan dan ditampung dengan adanya collision kompleks di Timor dan perluasan lateral pada collision sepanjang conjugate faults. Aktivitas seismic yang dangkal tidak terdapat di bawah Timor Timur yang menunjukkan collision kompleks menjadi terhenti di daerah busur. Aktivitas vulkanik di pulau Wetar dan Alor yang terletak di bagain Utara Timor Timur yang terjadi sekitar 3 juta tahun yang lalu. Saat ini Wetar thrust diakibatkan adanya penujaman busur vulkanik arah Selatan bidang dan pembukitannya. Forc arc dan vulkanic arc terbawa ke arah Utara dengan adanya pergerakan Australia dan overthrust lantai laut Banda arah Utara. Hal ini mengindikasikan awal pembalikan kutub pada sistem subduksi di mana dasar laut Banda menujam ke Selatan di bawah batas Utara Australia. Hasil pemantulan seismic pada kedalaman 100 km, yaitu jarak pada Timor Timur bagian Timur yang menunjukkan permukaan penujaman yang miring baik ke arah Utara maupun Selatan di bawah collision kompleks yang mengalami pengangkatan dan membentuk tonjolan akibat dari konvergen Australia dengan lempeng laut Banda.