Pompa SPS adalah merupakan jenis dari Centrifugal Pump
yang pada dasarnya terdiri dari atas bagian yang berputar dan dikenal sebagai
Impeller dan bagian yang tidak berputar dikenal sebagai Diffuser.
Satu pasang
Impeller ditambah Diffuser disebut sebagai satu Stage. Impeller-impeller
disusun sedemikian pada sumbu/shaft dan ikut berputar dengan shaft tersebut.
Diffuser-diffuser disusun dan di “press” sedemikian didalam housing sehingga
tidak berputar sebagaimana housing itu diam.
Sesuai dengan kelas kapabilitasnya dalam memompa fluida
, setiap kelas memiliki performance yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal
ini disebabkan oleh :
1.
Kapasitas BFPD yang
direkomendasikan
2.
Daya angkat setiap Stage
(Head-Feet)
3.
Horse Power yang dibutuhkan
setiap Stage (HP/Stage)
4.
Effisiensi pompa (Pump
Efficiency)
Setiap pompa didesain untuk memompa fluida pada jumlah
tertentu , misalnya DN450 didesain untuk menghasilkan nominal 450 BFPD pada
3600 RPM. Tetapi walaupun demikian kondisi-kondisi sumur , permukaan serta
pra-perhitungan (Pump Sizing) juga mempengaruhi hasil produksi. Untuk
menentukan daya angkat Head-Feet/Stage kita harus mengetahui :
1.
Hasil produksi yang
diperoleh/diharapkan
2.
Type pompa (Pump Type)
3.
Frequency Power Supply atau RPM
Dalam SPS pada dasarnya terdapat 3 type konstruksi pompa
yang penting diantaranya adalah :
- Floater Type (FL) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem Impeller-impeller yang bergerak.
- Compression Type (C) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem Shaftnya yang bergerak.
- Bottom Floater Type (BFL) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem kombinasi.
Pada setiap type konstruksi menggunakan metode yang berlainan
didalam menanggung “Thrust” yang dihasilkan oleh pompa.
A. FLOATER TYPE
Pada type Floater ,
Impeller-impeller bebas bergerak keatas dan kebawah tidak tergantung pada
pergerakan shaft. Didalam operasinya , masing-masing Impeller bebas bergerak
tidak bergantung satu sama lain , dimana idealnya adalah mengambang antara
kondisi Upthrust dan Downthrust. Pada setiap Impeller dipasang Upthrust Washer
dan Downthrust Washer yang fungsinya mencegah terjadinya kerusakan dini bila terjadi
beberapa atau seluruh Impeller beroperasi diluar daerah yang direkomendasikan.
Berat daripada Shaft ditanggung oleh thrust bearing daripada protector.
Kapasitas daripada thrust bearing protector juga menentukan jumlah stages yang
dapat dipasang pada pompa diatasnya karena Head-Feet (dalam PSI) yang
dihasilkan pompa dikali luas penampang shaft adalah gaya tekan yang harus
diatasi oleh thrust bearing daripada protector.
B. COMPRESSION TYPE
Pada type pompa
compression ini , semua Impeller terikat pada Shaft dan tidak dapat bergerak
bebas. Berat daripada shaft ditambah Impeller (dan kemudian didalam operasi
bertambah dengan gaya
tekan kebawah) ditanggung oleh thrust bearing protector. Maka daripada itu
sangatlah penting untuk mengisi Gap yang terdapat antara shaft pompa/intake
dengan shaft protector dengan shim agar seluruh thrust daripada pompa
dibebankan kepada thrust bearing daripada protector , dan dalam beberapa
keadaan juga untuk mengangkat impeller agar tidak bergesekan dengan diffuser
dibawahnya.
C. BOTTOM FLOATER TYPE
Konstruksi Bottom
Floater merupakan kombinasi antara konstruksi Compression dan Floater . 40%
dari jumlah stages dibagian atas berkonstruksi compression dan sisanya
berkonstruksi floater. Beban daripada shaft ditanggung compression impeller
yang kemudian ditransfer melalui thrust washer kepada diffuser dibawahnya.
Tujuan daripada desain konstruksi ini adalah untuk
menghindarkan beban thrust yang dihasilkan pompa dari thrust bearing protector.Untuk
mencapai produksi fluida yang optimal , seringkali kita harus men-tandem pompa
untuk mencapai jumlah stages yang diperlukan. Namun sebelumnya harus
diperhatikan prosedur yang terdapat pada masing-masing konstruksi pompa.
No comments:
Post a Comment