EDUCATION 4 MINING STUDENT

Thursday, May 3, 2012

Pompa SPS


Pompa SPS adalah merupakan jenis dari Centrifugal Pump yang pada dasarnya terdiri dari atas bagian yang berputar dan dikenal sebagai Impeller dan bagian yang tidak berputar dikenal sebagai Diffuser.
   Satu pasang Impeller ditambah Diffuser disebut sebagai satu Stage. Impeller-impeller disusun sedemikian pada sumbu/shaft dan ikut berputar dengan shaft tersebut. Diffuser-diffuser disusun dan di “press” sedemikian didalam housing sehingga tidak berputar sebagaimana housing itu diam.
Sesuai dengan kelas kapabilitasnya dalam memompa fluida , setiap kelas memiliki performance yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh :
1.      Kapasitas BFPD yang direkomendasikan
2.      Daya angkat setiap Stage (Head-Feet)
3.      Horse Power yang dibutuhkan setiap Stage (HP/Stage)
4.      Effisiensi pompa (Pump Efficiency)
Setiap pompa didesain untuk memompa fluida pada jumlah tertentu , misalnya DN450 didesain untuk menghasilkan nominal 450 BFPD pada 3600 RPM. Tetapi walaupun demikian kondisi-kondisi sumur , permukaan serta pra-perhitungan (Pump Sizing) juga mempengaruhi hasil produksi. Untuk menentukan daya angkat Head-Feet/Stage kita harus mengetahui :

1.      Hasil produksi yang diperoleh/diharapkan
2.      Type pompa (Pump Type)
3.      Frequency Power Supply atau RPM
Dalam SPS pada dasarnya terdapat 3 type konstruksi pompa yang penting diantaranya adalah :
  1. Floater Type (FL) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem Impeller-impeller yang bergerak.
  2. Compression Type (C) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem Shaftnya yang bergerak.
  3. Bottom Floater Type (BFL) , merupakan konstruksi pompa dengan sistem kombinasi.
 Pada setiap type konstruksi menggunakan metode yang berlainan didalam menanggung “Thrust” yang dihasilkan oleh pompa.

A. FLOATER TYPE
            Pada type Floater , Impeller-impeller bebas bergerak keatas dan kebawah tidak tergantung pada pergerakan shaft. Didalam operasinya , masing-masing Impeller bebas bergerak tidak bergantung satu sama lain , dimana idealnya adalah mengambang antara kondisi Upthrust dan Downthrust. Pada setiap Impeller dipasang Upthrust Washer dan Downthrust Washer yang fungsinya mencegah terjadinya kerusakan dini bila terjadi beberapa atau seluruh Impeller beroperasi diluar daerah yang direkomendasikan. Berat daripada Shaft ditanggung oleh thrust bearing daripada protector. Kapasitas daripada thrust bearing protector juga menentukan jumlah stages yang dapat dipasang pada pompa diatasnya karena Head-Feet (dalam PSI) yang dihasilkan pompa dikali luas penampang shaft adalah gaya tekan yang harus diatasi oleh thrust bearing daripada protector.

B. COMPRESSION TYPE
            Pada type pompa compression ini , semua Impeller terikat pada Shaft dan tidak dapat bergerak bebas. Berat daripada shaft ditambah Impeller (dan kemudian didalam operasi bertambah dengan gaya tekan kebawah) ditanggung oleh thrust bearing protector. Maka daripada itu sangatlah penting untuk mengisi Gap yang terdapat antara shaft pompa/intake dengan shaft protector dengan shim agar seluruh thrust daripada pompa dibebankan kepada thrust bearing daripada protector , dan dalam beberapa keadaan juga untuk mengangkat impeller agar tidak bergesekan dengan diffuser dibawahnya.

C. BOTTOM FLOATER TYPE
            Konstruksi Bottom Floater merupakan kombinasi antara konstruksi Compression dan Floater . 40% dari jumlah stages dibagian atas berkonstruksi compression dan sisanya berkonstruksi floater. Beban daripada shaft ditanggung compression impeller yang kemudian ditransfer melalui thrust washer kepada diffuser dibawahnya.
Tujuan daripada desain konstruksi ini adalah untuk menghindarkan beban thrust yang dihasilkan pompa dari thrust bearing protector.Untuk mencapai produksi fluida yang optimal , seringkali kita harus men-tandem pompa untuk mencapai jumlah stages yang diperlukan. Namun sebelumnya harus diperhatikan prosedur yang terdapat pada masing-masing konstruksi pompa.    

No comments:

Post a Comment