TEKTONIK PULAU IRIAN JAYA
New Guinea merupakan produk dari dua
tumbukan benua-busur kepulauan. Yang pertama terjadi selama Oligosen
(berdasarkan umur metamorfosa batuan di Papua New Guinea dan dataran busur
kepulauan). Yang kedua terjadi selama Miosen (berdasarkan perubahan sedimentasi
karbonat menjadi sedimen klastik yang berasal dari pengangkatan
Orogenik/Melanesian Orogeny.
Kerangka pulau New Guinea secara geografi coraknya
mirip burung yang terbagi menjadi bagian kepala, badan dan ekor burung. Pulau New Guinea
terbentuk karena adanya konversi menyerong (miring) antara lempeng Indo Australia dan
lempeng Pasifik. Wilayah ini dikenal dengan sebutan “Orogen Malanesia” dan
merupakan serangkaian kegiatan tektonik yang berlangsung sejak awal neogen
hingga sekarang. Orogensi ini mengakibatkan pola struktur yang sangat rumit dan
khas, karena melibatkan berbagai unsur lempeng, yang secara keseluruhan unsur
ini diakibatkan oleh daya pemampatan berarah Barat daya hingga Timur laut.
Kenampakan
struktur yang ada di pulau itu saat ini merupakan hasil dari busur miosen akhir
tumbukan benua. Di bagian badan burung, rangkaian pegunungan tengah didominasi
oleh struktur dengan arah penujaman Barat ke Barat laut. Struktur ini dikenal
dengan nama “New Guinea Mobile Belt” yang diakhiri dengan sesar geser yang
menujam ke arah Timur-Barat, zona patahan Tarera-Aiduna pada leher burung. Di
daerah leher burung strukturnya didominasi oleh lipatan dengan arah penujaman
Utara-Barat laut yang disebut sabuk lipatan Lengguru. Sabuk ini berakhir di
daerah kepala burung. Di daerah ini strukturnya didominasi oleh sistem patahan
dengan arah penujaman Timur-Barat.
Geologi Irian Jaya secara garis besar dibedakan ke dalam
tiga kelompok batuan penyusun utama yaitu :
1.
Batuan yang berasal dari Kraton Australia terutama tersusun oleh
batuan alas, batuan malihan berderajat rendah dan tinggi sebagian telah
diintrusi oleh batuan granit di sebelah barat, batuan ini berumur Palaezoikum
akhir.
2.
Batuan Lempeng pasifik dan umumnya lebih muda dan tersusun
terutama oleh batuan ultrabase tuff berbutir halus dan batuan sedimen laut
dalam yang diduga berumur jura.
3.
Batuan campuran dari kedua lempeng (daerah transisi) yang
terdiri dari batuan metamorf regional hasil interaksi kedua lempeng.
Pada awal
neogen merupakan masa orogenesia malenesia. Pada masa itu proses tektonik di
daerah ini mulai terpacu sehingga menghasilkan kedudukan tumbukan ke arah Barat
daya yang lebih intensif. Pertumbukan di kedua Mandala tersebut mengakibatkan
Mandala Jalur sesar naik pegunungan tengah (JSNPT) membengkok dan
terhenti di daerah leher burung (Jalur Lipatan Lengguru) dan bersamaan
itu terbentuklah kepala burung. Bagian yang sangat menonjol dari tatanan
tektonik ini adalah Jalur sesar mendatar Sorong-Yapen, terutama segmen
lateral yang melibatkan ratusan kilometer batuan yang terseret. Daerah badan
burung berada pada bagian Timur Irian Jaya yang dicirikan oleh bentuk
fisiografinya antara pegunungan yang membentuk Pegunungan Tengah (Central Range), ke Utara membentuk daerah
danau.
Daerah badan
burung merupakan jalur memanjang dari Timur ke Barat yang telah mengalami
perlipatan, jalur ini dinamakan Jaluir Sesar Naik Pegunungan Tengah. Di
bagian badan burung, terdapat enam daerah Lithotectonic yaitu New Guinea
Foreland Basin (Arafuru Basin), Central Range Fold and Thrust Belt, Metamorphic
and Ophiolite Belt serta Collided Melanesian Arc Complex (Meervlakte Depression
and Membrano Thrust Belt).
Ada
tiga model mengenai evolusi tektonik New Guinea. Model pertama
memperlihatkan adanya pembalikkan subduksi ke arah yang berlawanan yang
meyebabkan pergerakkan Crust dan Mantel benua Australia menjadi zona subduksi
miring ke Utara yang diikuti dengan subduksi miring ke Selatan lempeng Pasifik
pada palung New Guinea.
Model kedua menjelaskan New Guinea Timur yang menggambarkan pulau yang dasarnya
merupakan “Doubly Dipping Slab of Oceanic Lithosfer”. Model ketiga merupakan
subduksi lempeng Australia
yang merupakan “Simply Dipping Vertical” tanpa pembalikkan arah subduksi.
New
Guinea merupakan tempat terjadinya dua
peristiwa orogenik. Peristiwa awal (Eocene-Oligosen) yang disebut sebagai
“Peninsulan Orogeny” merupakan batas daerah ekor burung. Sedangkan orogenik
yang kedua disebut sebagai “Central Range Orogeny” dimulai pada miosen tengah
yang meyebabkan penyebaran sedimentasi klastik secara luas.
Dewasa ini batas lempengan di sekitar New Guinea
sudah menjadi rumit. Lempeng Pasifik sudah terpecah menjadi lempeng Carolina dan lempeng
Micro Solomon. Penganut teori tektonik percaya bahwa zona subduksi di sini
mengalami proses pembalikan, yaitu lempeng Pasifik yang menyelinap ke bawah
lempeng Australia.
Karena New Guinea
dapat bertahan dengan kokoh, maka penyelinapan terjadi di bawahnya. Bila benar
demikian, maka New Guinea
telah bergerak sepanjang Pasifik dan menghancurkan pulau-pulau sepanjang jalur
yang dilaluinya.
KERANGKA TEKTONIK TIMOR TIMUR
Orogen neogen Banda merupakan collision antara kontinen
di batas Utara benua Australia, di mana batas Utara benua Australia
pergerakannya NNE dengan kecepatannya 7 cm/a yang bertabrakan dengan sistem
subduction sepanjang sisi sebelah Selatan busur Banda. Bidang deformasi,
ditandai batas Selatan pada collision complex yang terletak sepanjang 2 km dari
Timor dalam. Hasil pemantulan gelombang
seismic menunjukkan batas passive Australia yang terjadi dari sedimen
menujam ke arah bawah Utara. Pada bidang yang mengalami deformasi bagian
atasnya mengalami pengangkatan dan akan membentuk folds ridges yang kompleks.
Struktur zona collisioan tersingkap pada pulau Timor, di mana pulau ini terdiri
dari sedimen yang berumur Permian sampai pleistosen, pada Australia affinity
yang terlipat, tersesar dan imbricate. Sedimen Australia mengalami penujaman ke
bawah lempeng opholite yang mempunyai lapisan metamorf. Pada saat ini sisa dari
collision mengalami pengangkatan lebih dari 3000 m di atas permukaan laut Timor.
Kebanyakan proses pengangkatan terjadi pada neogen
seperti miosen, pliosen dan pleistosen sedimen forc arc yang kompleks, akan
menunjukkan sejarah deposisi pengendapan yang dangkal dari sedimen batial.
Perubahan fasies ini menunjukkan dua periode pengangkatan yaitu 2 Ma dan
100.000 juta tahun lalu dan dinyatakan adanya perbedaan tahapan dalam prosen
collision yang dialaminya. Collision antara batas Australia dan sistem subduksi busur
Banda terlihat pada daerah Timor Timur dan collision kebanyakan berkembang pada
tahap di segmen pada busur. Di sini forc arc antara Vulkanik arc dengan
permukaan deformasi mengalalmi pengurangan lebar hingga menjadi kurang dari 100
km, dilanjutkan pergerakkan arah Utara dari benua Australia ditahan dan
ditampung dengan adanya collision kompleks di Timor dan perluasan lateral pada
collision sepanjang conjugate faults. Aktivitas seismic yang dangkal tidak
terdapat di bawah Timor Timur yang menunjukkan collision kompleks menjadi
terhenti di daerah busur. Aktivitas vulkanik di pulau Wetar dan Alor yang
terletak di bagain Utara Timor Timur yang terjadi sekitar 3 juta tahun yang
lalu. Saat ini Wetar thrust diakibatkan adanya penujaman busur vulkanik arah
Selatan bidang dan pembukitannya. Forc arc dan vulkanic arc terbawa ke arah
Utara dengan adanya pergerakan Australia
dan overthrust lantai laut Banda arah Utara. Hal ini mengindikasikan awal
pembalikan kutub pada sistem subduksi di mana dasar laut Banda menujam ke
Selatan di bawah batas Utara Australia.
Hasil pemantulan seismic pada kedalaman 100 km, yaitu jarak pada Timor Timur
bagian Timur yang menunjukkan permukaan penujaman yang miring baik ke arah
Utara maupun Selatan di bawah collision kompleks yang mengalami pengangkatan
dan membentuk tonjolan akibat dari konvergen Australia dengan lempeng laut
Banda.